traveler it is best that you know the tips in packing for international travel traveling is an immense feeling of getting away from 16 okt 2019 apabila kamu berencana liburan ke hokkaido di demam isu dingin, kami memiliki list apa saja yang akan kamu lakukan atau tempat yang akan engkau . Wired2theworld travel, around the world. Akhir-akhir ini saya sering sekali mendapatkan pertanyaan seputar tips solo backpacker ke Jepang murah. Dan setelah saya kembali dari liburan ke Jepang, saya pun pengen segera menulis artikel seputar travel Jepang ini. Semoga langkah-langkah solo backpacker murah ke Jepang ini bisa menjadi referensi kalian untuk solo backpacker ke Jepang juga, ya. Saya juga menambahkan beberapa tips dan trik selama backpacker ke Jepang. Selamat membaca dan jangan berhenti bermimpi untuk segera liburan ke Jepang. 1. Menyusun Itinerary ke Jepang Hal paling vital yang menentukan seberapa besar bujet solo backpacker ke Jepang adalah itinerary. Minasan harus menentukan berapa lama di Jepang dan lokasi mana saja yang ingin dituju. Semakin lama stay di Jepang, maka semakin besar bujet yang harus dikeluarkan. Lalu, apa saja yang harus kita cantumkan pada itinerary? Minasan bisa mencantumkan tanggal, waktu, area, tempat wisata Jepang, transportasi, tarif atau biaya masuk, sistem pembayaran tunai atau kartu kredit, dan detail aktivitas. Ada beberapa tips yang bisa minasan lakukan untuk memilih destinasi wisata Jepang agar backpackeran ke Jepang makin murah, nih! Minasan dapat memilih area pedesaan yang tak terlalu mahal biaya hidupnya. Sehingga bisa menghemat biaya penginapan dan biaya makan. Jika minasan membeli pass seperti Japan Rail Pass, JR Kansai Pass dan sebagainya, sebisa mungkin carilah tempat wisata yang di-cover oleh pass tersebut. Dengan demikian, kita bisa lebih hemat biaya transportasi. Mencari tempat wisata Jepang yang gratis! Banyak museum, taman, atau situs-situs budaya yang tak memasang tarif masuk. Selama masih di Jepang, apapun bisa dijadikan objek wisata, lho. Untuk tips membuat itinerary ke Jepang, bisa minasan baca di Bagaimana Cara Menyusun Itinerary ke Jepang? berikut! 2. Cek Transportasi di Jepang Bagaimana cara mengecek transportasi saat di Jepang? Setelah menyusun itinerary, minasan harus memastikan transportasi yang harus dipilih untuk ke tempat tersebut. Minasan dapat mengecek detail transportasi di Saya menyusun rute transportasi selalu menggunakan situs ini. Minasan bisa tahu lamanya perjalanan, tempat transit, moda tranportasi yang bisa dipilih hingga tarif yang harus kita bayar. Artikel terkait Cara Naik Kereta dari Tokyo ke Hokkaido? Hokkaido Shinkansen! Apakah Naik Pesawat Osaka ke Tokyo Lebih Murah daripada Shinkansen? Bagaimana Membeli Japan Rail Pass di Indonesia? Tuliskan detail transportasi pada masing-masing itinerary yang kita buat. Misalnya dari kota A ke Kota B, kita harus naik kereta apa dan turun di mana. Tuliskan pula terkait jam terakhir beroperasinya kereta atau bus, sehingga minasan bisa berjaga-jaga agar tidak tertinggal kereta ataupun bus. Karena tarif tercantum di minasan bisa memilih rute yang paling murah. 3. Cek Musim dan Temperatur Jepang Temperatur, suhu ataupun cuaca adalah informasi vital yang sering terabaikan. Karena teknologi makin canggih, kita bisa mengecek prakiraan cuaca sejak jauh-jauh hari. Dengan mengetahui prakiraan cuaca, kita bisa, nih, menyusun itinerary yang sempurna. Khususnya bisa membantu kita mempertimbangkan banyak hal. Yaitu mempertimbangkan pakaian yang harus dibawa, membawa payung atau jas hujan, dan tentu saja membantu menentukan lokasi wisata. Saya sarankan untuk mempertimbangkan destinasi wisata indoor saat hujan atau badai. Jika minasan masih kuat dingin hingga 1-3 derajat celcius saat musim dingin, wisata outdoor juga bisa dipilih. Namun jangan lupa membawa jaket tebal, baju hangat, glove, beanie, kaos kaki, boots dan syal, ya. Pakailah baju berlapis-lapis jika masih kedinginan. Karena temperatur benar-benar dingin menusuk tulang. Artikel terkait Musim di Jepang Musim dan Temperatur di Jepang Liburan ke Jepang saat Musim Badai, Untung atau Rugi? Cara Mengetahui Prakiraan Cuaca di Jepang Area utara Jepang seperti Hokkaido dan Tohoku adalah area paling dingin. Jadi minasan harus membawa pakaian ekstra. Dan jika ingin melihat salju di bulan Maret, minasan bisa mengunjungi Shirakawa-go di Gifu dan destinasi wisata di Nagano. Baca juga “Bagaimana Cara Menggunakan AC di Jepang?“. 4. Menyiapkan Biaya Backpacker ke Jepang Lalu, bagaimana cara menentukan bujet liburan ke Jepang? Sangat mudah, kok, caranya. Minasan bisa melihat detail pengeluaran dari itinerary yang telah dibuat. Seperti biaya masuk destinasi, transportasi, tarif hotel, dan bujet makan. Nantinya minasan tinggal menjumlahkan semua pengeluaran dan akan tahu berapa bujet yang dikeluarkan. Jika minasan memiliki kartu kredit, sistem pembayaran bisa dibagi dalam dua sistem yaitu pembayaran cash tunai dan pembayaran non-tunai melalui kartu kredit credit card. CC bisa dipakai untuk pembayaran hotel, moda transportasi, dan beberapa destinasi wisata sebelum keberangkatan. Dengan booking via internet dan melakukan pembayaran via CC, minasan bisa hemat uang tunai selama di Jepang. Namun, pastikan dulu di mana saja kartu kredit bisa dipakai. Karena banyak hotel, restoran, dan tempat belanja yang hanya menerima pembayaran tunai. Dengan begitu, kita bisa mudah membagi sistem pembayarannya. Nanti masing-masing sistem pembayaran ditotal. Berapa yang harus dibayar dengan CC dan berapa yang harus dibayar dengan tunai. 5. Booking Semua Akomodasi di Jepang Langkah selanjutnya adalah reservasi semua keperluan yang dapat dibayar dengan CC. Beberapa keperluan yang dapat direservasi via online adalah hotel, kereta, bus, dan pocket wifi. Jangan lupa cetak bukti reservasi atau pembayaran, jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Silakan klik link di bawah ini untuk melakukan pemesanan Hotel Murah di Jepang Penginapan Rekomendasi di STAY JAPAN Wifi di Jepang Diskon Sewa Wifi di Ninja Wifi Biasakan untuk tidak menunda-nunda proses pemesanan. Karena semakin mendekati hari H, banyak hotel murah yang telah dipesan orang lain. Bisa juga minasan tak kebagian tiket bus, jika melakukan pemesanan secara mendadak. 6. Mengaktifkan Kartu Kredit Selama di Jepang Setelah mengetahui bujet kartu kredit, minasan juga harus memastikan sisa limit kartu. Dan jika limit masih cukup setelah dipakai untuk reservasi ini dan itu, minasan dapat memakai kartu kredit di Jepang. Kartu kredit ini bisa menjadi uang tambahan’ jika terjadi hal mendesak selama backpackeran ke Jepang. Artikel Terkait Tips Mengamankan Dokumen Penting saat Pergi ke Jepang Berapa Biaya Liburan Murah ke Jepang? 4 Manfaat Kartu Kredit untuk Liburan ke Jepang Namun, kartu kredit tidak bisa langsung digunakan di Jepang, ya. Minasan harus menghubungi bank penyedia kartu kredit dan mengaktifkannya untuk di luar Indonesia, seperti di Jepang. Karena saya memakai Kartu Kredit Bank Mega, dua hari sebelum keberangkatan saya menghubungi bank. Dan memberitahukan bahwa kartu kredit akan saya pakai di Jepang mulai dari tanggal sekian hingga tanggal sekian. Nanti CS akan mengaktifkan kartu kredit kita. Karena terdapat beberapa kasus, kartu kredit tidak dapat digunakan jika belum melaporkan ke bank terlebih dahulu. 7. Sewa Wifi di Jepang Akses internet selama ke Jepang sangatlah penting. Beberapa kali saya ada masalah terkait reservasi bus, sehingga terselamatkan saat ada akses internet sewaktu-waktu. Selama backpackeran di Jepang saya menyewa wifi di Ninja Wifi. Cara sewa sangat gampang, kamu tinggal reservasi secara online membutuhkan kartu kredit dan menentukan tempat pengambilan di Jepang. Saat itu saya memilih counter Ninja Wifi di Bandara Narita. Setelah dapat bukti pemesanan via email, jangan lupa untuk mencetak bukti tersebut. Nanti perlu kamu tunjukkan di counter yang sudah kamu pilih. Jadi, pocket wifi nggak dibawa dari Indonesia ya. Namun, diambil setelah sampai di Jepang dan dikembalikan sebelum pulang ke Indonesia. Untuk tempat pengembalian, kamu juga menentukannya sejak melakukan pemesanan. Karena saya pulang dari Bandara Narita, maka saya memilih lokasi pengembalian di bandara ini. Setelah pocket wifi di tangan, kamu tinggal pakai saja dengan mudah. Nanti pocket wifi ini akan diamankan dengan password, jadi kamu tinggal login password saja. Satu pocket wifi bisa dipakai sampai 10 device. Jadi kalau pergi rombongan bisa sewa satu dan bayarnya bisa dibagi rata. Silakan klik tautan di bawah ini untuk melakukan pemesanan. Tarifnya adalah 800 yen/hari, tetapi karena sedang promo 20%, tarifnya menjadi 640 Yen/hari. Promo ini berlaku sampai Desember 2018 saja, ya. Pastikan kalau memesan melalui button di bawah ini, karena tarif akan dipotong secara otomatis. Jadi, tidak bisa langsung ke situsnya, harus melalui button di bawah ini. 8. Menukarkan Rupiah Menjadi Yen Sebelum Solo Backpacker ke Jepang Seberapa penting menukarkan uang rupiah ke yen jauh-jauh hari sebelum berangkat ke Jepang? Nilai tukar rupiah ke yen selalu berubah-ubah nih. Kita harus terus memantau pertukaran uang tersebut sebelum menukarkannya. Pilihlah bank yang terpercaya dan telepon tiap bank untuk mengetahui rate-nya. Yang perlu kita lihat adalah nilai jual, bukan nilai beli. Karena nilai jual dan beli dilihat dari sisi bank, bukan dari sisi nasabah. Setelah melihat rate yang baik makin rendah makin baik, minasan bisa segera pergi ke bank dan menukarkannya. Hal ini jauh lebih murah daripada menukarnya di bandara karena rate pasti lebih tinggi lagi. 9. Memilih Koper atau Backpack? Semua sudah dipesan, uang juga sudah ditukarkan. Terakhir adalah saatnya untuk packing. Nah, mau pilih backpack atau koper, nih? Pilihan yang sulit memang, tetapi pilihan koper dan backpack ini bisa memengaruhi kualitas liburan kita. Jika minasan memutuskan untuk membawa backpack, pastikan bahwa barang yang dibawa benar-benar minim dan tak memberatkan. Jika minasan ingin membawa banyak barang ke Jepang dan tujuan wisata di kota-kota besar, saya sarankan untuk membawa koper. Khususnya bagi minasan yang jarang jalan kaki dan bawa tas punggung gede kemana-mana. Jika tak hati-hati, kita bisa cedera punggung, lho! Lalu, kapan kita harus memilih backpack? Saya sendiri memutuskan membawa backpack karena mudah untuk dibawa kemana-mana saat mengunjungi banyak prefektur. Saya pun mengunjungi banyak area pedesaan, sehingga backpack akan lebih praktis saat dibawa. Satu lagi, barang saya tidaklah banyak. Saya hanya membawa dua celana jins satu saya pakai, dua turtle neck satu saya pakai, 4 kaos kaki, dua jaket yang selalu saya pakai karena musim dingin, satu sandal, dan satu boots saya pakai. Agar backpack tidak berat, saya punya triknya. Bawalah sedikit baju selama backpackeran. Nantinya, pakaian kotor bisa kita laundry selama di penginapan, jadi tak perlu bawa banyak pakaian. Sebelum memesan penginapan, pastikan bahwa penginapan tersebut dilengkapi dengan laundry coin yang dilengkapi pengering. Kita hanya butuh membayar 300 yen saja 200 yen untuk laundry dan 100 yen untuk pengering, baju sudah kembali bersih dan bisa dipakai lagi, deh. Sangat sederhana bukan? 10. Checklist Barang Bawaan untuk Liburan ke Jepang Di bawah ini adalah beberapa barang yang saya rekomendasikan untuk di bawa untuk backpacking selama 12 hari di Jepang. Khusus di musim dingin, pastikan membawa sarung tangan, syal, beanie, kaos kaki tebal, jaket, boots, dan masker. Boleh juga membawa penutup telinga. DOKUMEN GAWAI E-paspor Universal travel adaptor E-ticket pesawat PP Charger smartphone Fotokopi paspor untuk penginapan Smartphone/ Handphone Bukti pemesanan penginapan Powerbank Bukti pemesanan Wifi NINJA WIFI Kamera Charger kamera KEBUTUHAN HARIAN Baterai tambahan kamera Underwear Handuk kecil OBAT-OBATAN Pasta gigi dan sikat gigi Masker Sampo sachet Koyo Sabun cair mini Antangin atau Tolak Angin Make up jika diperlukan, bisa membawa pelembab, lipgloss, bedak, dan hands & body, sisir Celana jins 2 KEBUTUHAN TAMBAHAN Turtle necks 2 Sapu tangan Kaos kaki 4 pasang Peta Jaket musim dingin Uniqlo 1 Sandal Syal Uang rupiah Kupluk/beanie Mie Instan Jaket biasa 1 Agar tidak salah pilih, pastikan untuk membaca dulu “Tips Memilih Pakaian untuk ke Jepang” 11. Stay Safe and Positive saat Solo Backpacker ke Jepang Bertemu Sahabat Backpacker dari Malaysia! Apakah aman solo backpacker ke Jepang, khususnya untuk perempuan? Jepang cukup aman untuk solo backpacker perempuan. Banyak trik yang dapat kita lakukan, nih. Minasan dapat mencari hotel atau penginapan yang dekat dengan stasiun. Sehingga saat kita pulang larut, bisa segera sampai di penginapan. Sebisa mungkin untuk pulang tidak terlalu larut, sehingga bisa langsung balik ke penginapan. Hindari area rawan dan cenderung sepi dan jangan memakai pakaian mencolok atau mini. Makin gembel penampilan kita, maka makin aman! Kemungkinan tersesat di Jepang adalah sangat kecil, karena semua penunjuk jalan tersedia secara lengkap dan jelas. Selagi kamu masih ada akses internet, semua lokasi dapat ditemukan di Google Maps, kok! Dan terakhir adalah selalu bersikap yang baik dan stay positive saat solo backpacker ke Jepang! Artikel Terkait Tips Backpacker ke Jepang 5 Tips Backpackeran Praktis ke Jepang untuk Pemula Part I 5 Tips Backpackeran Praktis ke Jepang untuk Pemula Part II Wahai Perempuan, Ini Tips Liburan Aman di Jepang Karena kita adalah tamu, maka harus mengikuti peraturan tertulis dan tak tertulis di Jepang. Dengan menghargai budaya mereka, niscaya kita pun akan dihargai. Berkali-kali saya mendapatkan bantuan dan pertolongan dari orang Jepang. Bagaimana cara menjadi tamu yang baik saat solo backpacker ke Jepang? Salah satunya adalah tetap tenang dan tidak berisik di dalam transportasi umum. Saat berada di Osaka, saya berjumpa dengan rombongan orang Indonesia sekitar 8 orang. Mereka membuat gaduh dan ketawa-ketiwi di dalam kereta sambil makan. Duh, saya jadi malu sendiri, deh, sebagai sesama orang Indonesia. Padahal penduduk lokal duduk diam menghargai ketenangan di ruang publik. Yuk, sama-sama belajar budaya negara yang kita tuju saat liburan atau backpacking dan menjadi tamu yang baik. Dan belajar disiplin dengan itinerary yang telah kita buat agar bujet tak membengkak untuk segala godaan selama di jalan. Dan jika sampai tersesat, tetap tersenyum dan tak perlu panik karena kita bisa menjumpai hal-hal baru tak terduga. Stay positive saat solo backpacker ke Jepang! Travel Jepang memang nggak pernah mengecewakan, deh. Saya juga sudah menulis tentang itinerary lengkap perjalanan saya ke Jepang, lho. Silakan baca informasi selengkapnya di “Itinerary Solo Backpacking ke Jepang Murah 5D4D“. Senang dengan tips ini? Bagikan dengan teman dan travel buddies Anda dengan menggunakan tombol social media share dibawah ini! Padamusim dingin, bubuk salju kualitas tinggi dan banyaknya pegunungan di Hokkaido menjadikannya salah satu tempat populer untuk olah raga salju di Jepang. Temperatur rata-rata bulan Januari mulai dari -12 hingga -4 0C (10.4 hingga 24.8 0F), tergantung ketinggian dan jarak dari laut.

Sensasi liburan musim dingin di Hokkaido yang saya ceritakan kali ini adalah salah satu pengalaman mengesankan saya ketika di Jepang. Hobi backpacker-an ini saya salurkan di tengah rutinitas dan kepenatan saya 3 tahun bekerja di biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, namun banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan dan tentunya belum tentu bisa terulang setelah pulang ke Musim Dingin di 北海道)adalah nama pulau dan juga prefektur terbesar di Jepang. Pulau dengan ibukota Sapporo ini terletak di bagian paling utara Jepang dan berbatasan langsung dengan Pulau Honshu yang dihubungkan dengan terowongan Bawah Laut sepanjang tahun Hokkaido selalu diselimuti salju tebal dengan suhu terendah mencapai minus 30 derajat celcius . Orang Jepang sendiri menyebut Hokkaido dengan sebutan Yukiguni 雪国 atau Negeri tahun 1972, Hokkaido menjadi tuan rumah olimpiade musim dingin yang merupakan olimpiade musim dingin pertama di dunia. Selain itu, Hokkaido dikenal juga sebagai penghasil bir berkualitas dengan merk Sapporo dan Ramen Miso adalah makanan Dingin di di Jepang, saya mempunyai angan-angan ingin merasakan seperti apa rasanya suhu terdingin di Jepang. Maka Desember 2015 lalu tepatnya ketika liburan musim dingin, saya bersama 2 teman bernama Bin Yusuf dan Imam Zakimar yang kebetulan sama-sama tinggal dan bekerja di daerah Nagoya memutuskan pergi liburan ke Hokkaido selama itu terbilang gila karena suhu Hokkaido di musim dingin mengalami titik terendah yaitu mencapai minus 10 derajat celcius. Namun rasa penasaran telah mengalahkan semuanya. Akhirnya kami bertiga pergi ke Pertama Liburan Musim Dingin ke pukul 0500 pagi selepas shalat shubuh, Kami sepakat bertemu di salah satu Stasiun di Nagoya. Sengaja kami berangkat menggunakan jalur darat karena ingin menikmati perjalanan panjang menempuh ribuan kilometer jarak dari Prefektur Aichi sampai Prefektur tanpa persiapan yang matang dan bisa dibilang mendadak, selama di dalam kereta kami berdiskusi merencanakan rute perjalanan yang akan ditempuh dan apa saja yang akan dilakukan selama satu minggu di Stasiun jam 12 siang, kereta yang kami tumpangi baru sampai di Tokyo. Sejenak kami beristirahat, makan siang, dan Shalat Dzuhur di salah satu sudut Stasiun orang disekitar melihat aktivitas shalat yang bisa dibilang aneh bagi mereka, tapi saya tak menghiraukan dan tetap khusyuk dalam ke Prefektur mempersingkat waktu, kami lanjutkan perjalanan yang masih panjang ini. Tempat cek point selanjutnya yang akan disinggahi yaitu Prefektur Iwate di wilayah perjalanan, sudah berbagai jenis kereta kami coba. Suhu pun semakin dingin karena daerah Jepang bagian atas salju sudah mulai turun dengan di Internet pukul 9 malam ditengah guyuran salju dan suhu dingin, sampailah di daerah Iwate. Kami yang sudah sangat kedinginan meskipun memakai jaket super tebal, segera mencari tempat penginapan di sekitar stasiun. Setelah searching di Google Map, ditemukan sebuah Internet Cafe berada tak jauh dari lokasi memesan 3 kamar dengan paket 9 jam sewa seharga kurang lebih 2000 Yen. Harga ini sudah termasuk fasilitas internet, komik, dan sarapan gratis, juga tersedia Nomihoudai 飲み放題 atau minum sepuasnya dengan berbagai jenis minuman seperti jus, minuman bersoda, kopi, eskrim, dan lain Kedua Liburan Musim Dingin ke terbangun di pagi hari saat salju terus mengguyur daerah Iwate dan sekitarnya. Setelah mandi, sarapan dan membereskan segala perlengkapan, segera kami bergegas keluar meninggalkan Internet di luar hampir tak ada aktifitas, jalanan sepi tak banyak yang lalu lalang seperti biasanya. Paling hanya anak sekolah dan warga yang menyingkirkan tumpukan salju dari pekarangan rumahnya yang terlihat di pagi Shinkansen Menuju Shin kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta. Target di hari kedua ini adalah bisa sampai ke Hokkaido sebelum jam 5 sore. Namun rencana tak sesuai harapan, di tengah perjalanan banyak mengalami hambatan tak jenis Seishun 18 Kippu yang kami pakai pun hanya bisa digunakan sampai Stasiun Morioka. Terpaksa kami bertiga harus merogoh kocek kembali untuk membeli Tiket Shinkansen menuju Shin Aomori Station di Prefektur Shinkansen menaiki shinkansen jenis Hayabusa dengan kecepatan hampir 300 km/jam. Jarang tempuh dari Morioka Station sampai Shin Aomori Station yaitu sekitar 200 km berhasil ditempuh hanya dalam waktu 64 menit. Terpaksa kami pergi dengan shinkansen untuk memangkas waktu perjalanan meskipun resikonya biaya tiket yang 1229 tepat, shinkansen berhenti di pemberhentian akhir Stasiun Shin Aomori. Salju turun deras sekali hampir menutupi bagian rel kereta. Setelah beristirahat dan menghangatkan diri di tempat makan sekitar stasiun, kami melanjutkan perjalanan karena waktu yang semakin Kereta Lokal Shin Aomori – AomoriDari Stasiun Shin Aomori perjalanan harus dilanjutkan ke Stasiun Aomori agar dapat menuju Hokkaido. Sayang, karena daerah terpencil, kereta hanya datang satu jam sekali. terpaksa kami menunggu sembari menahan dingin di dalam tiba di Stasiun Aomori, kembali kami harus membuka dompet karena akses untuk menuju Hokkaido hanya bisa dilalui menggunakan kereta jenis Hakucho. Kereta ini sangat spesial karena melewati terowongan bawah laut Sugaru. Terowongan ini menghubungkan Pulau Honshu dan Pulau Hokkaido dengan panjang 33,46 Terowongan Bawah Maghrib akhirnya kereta berhasil menyeberangi Selat Tsugaru yang memisahkan kedua pulau tersebut, Tibalah kami di Pulau Hokkaido tepatnya di Kota melihat perkiraan cuaca di handphone, tertulis suhu -1 derajat celcius. Cukup dingin namun masih dalam batas normal karena di Nagoya pun saya pernah merasakan suhu dibawah 0 merasa lelah dan kedinginan, maka kami memutuskan beristirahat dan kembali mencari Internet Cafe di sekitar stasiun. Di Jepang Internet Cafe memang banyak ditemukan di tempat-tempat strategis seperti stasiun. Jadi anda tak perlu khawatir jika suatu saat melancong ke Jepang dan bingung mencari tempat Ketiga Liburan Musim Dingin ke ketiga ini kami habiskan untuk menjelajah kota Hakodate, rasa penasaran membuat dinginnya suhu di luar tak dihiraukan. Beberapa tempat wisata berhasil kami singgahi seperti Fort Goryokaku, Mount Hakodate, dan lainnya. Tak lupa kami pun mencoba alat transportasi Trem yang terkenal di Keempat Liburan Musim Dingin ke cerita ketika memasuki hari keempat, setelah puas bermain di Hakodate kami lanjutkan perjalanan ke tujuan utama yakni menuju ibukota Hokkaido itu sendiri, Sapporo. Dengan menggunakan kereta dibawah naungan JR Hokkaido kami kembali melakukan perjalanan panjang memang dikenal sebagai kota yang ramai, namun ketika musim dingin melanda, kota ini sepi bak pulau tak berpenghuni. Tempat-tempat umum seperti stasiun dan pusat perbelanjaan pun tak banyak dijumpai orang. Mungkin ketika musim dingin, warga disana lebih memilih diam di rumah menghangatkan tubuh daripada beraktivitas di pertama di Sapporo kami berkeliling mencari objek menarik yang bisa di dokumentasikan. Kami juga mencari Kani カニ)atau kepiting yang menjadi makanan andalan khas Sapporo. Sayang, harga kepiting disini terbilang mahal yaitu sekitar – Kelima Liburan Musim Dingin ke penasaran dengan kota Sapporo, kami putuskan sehari lagi menghabiskan waktu disana. Tujuan berikutnya adalah bermain snowboard di Sapporo Kokusai Skiing Resort dengan perjalanan sekitar 30 Menit menggunakan bus dari Sapporo 9 pagi bus tiba di tempat ski, segera kami melakukan registrasi dan menjajal semua peralatan yang dibutuhkan. Karena snowboard adalah olahraga yang membahayakan, banyak prosedur yang harus diperhatikan dari mulai kondisi tubuh dan kelengkapan bermain snowboard itu Keenam Liburan Musim Dingin ke terasa remuk setelah dihari kelima seharian bermain snowboard, maka dihari keenam ini kami sepakat untuk pulang ke Nagoya dengan menggunakan pesawat lokal. Kami pulang memakai maskapai Jetstar penerbangan Sapporo-Tokyo melalui bandara Shin Chitose dengan harga tiket pulang, tak lupa kami membeli buah tangan khas Hokkaido berupa kue dan merchandise seperti boneka dan gantungan kunci. Itulah pengalaman saya ketika menjajal dinginnya Negeri Salju pelajaran yang dapat diambil dari setiap perjalanan yang saya lalui di negeri perantauan ini. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi untuk pembaca semua. Kritik, saran, dan pertanyaan silahkan layangkan di kolom komentar.

\n \n \nbackpacker ke hokkaido di musim dingin
1 Pergi Di Saat Musim Dingin foto by gate-jp.com. Jepang adalah negara dengan empat musim. Yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin. Saat akan berkunjung kesini, pertimbangan musim yang sedang terjadi wajib banget dilakuin. Karena apa, Negara ini cukup banyak pengunjungnya disaat peak season. Peak season biasanya terjadi disaat musim semi dan gugur. ASEP FIRMANSYAH – AICHI KEN, TOYOTA-SHI Liburan musim dingin di Hokkaido yang saya ceritakan kali ini adalah salah satu pengalaman mengesankan saya ketika di Jepang. Hobi backpacker-an ini saya salurkan di tengah rutinitas dan kepenatan saya 3 tahun bekerja di Jepang sebagai kenshuusei. Meskipun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, namun banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan dan tentunya belum tentu bisa terulang setelah pulang ke Indonesia. Jalanan yang diselimuti salju tebal Hokkaido 北海道)adalah nama pulau dan juga prefektur terbesar di Jepang. Pulau dengan ibukota Sapporo ini terletak di bagian paling utara Jepang dan berbatasan langsung dengan Pulau Honshu yang dihubungkan dengan terowongan Bawah Laut Seikan. Hampir sepanjang tahun Hokkaido selalu diselimuti salju tebal dengan suhu terendah mencapai minus 30 derajat celcius . Orang Jepang sendiri menyebut Hokkaido dengan sebutan Yukiguni 雪国 atau Negeri Salju. Peta Jepang Pada tahun 1972, Hokkaido menjadi tuan rumah olimpiade musim dingin yang merupakan olimpiade musim dingin pertama di dunia. Selain itu, Hokkaido dikenal juga sebagai penghasil bir berkualitas dengan merk Sapporo dan Ramen Miso adalah makanan khasnya. Udon di dekat Stasiun Sapporo Musim Dingin di Jepang Ketika di Jepang, saya mempunyai angan-angan ingin merasakan seperti apa rasanya suhu terdingin di Jepang. Maka desember lalu tepatnya ketika liburan musim dingin, saya bersama 2 teman bernama Bin Yusuf dan Imam Zakimar yang kebetulan sama-sama tinggal dan bekerja di daerah Nagoya memutuskan pergi liburan ke Hokkaido selama seminggu. Keputusan itu terbilang gila karena suhu Hokkaido di musim dingin mengalami titik terendah yaitu mencapai minus 10 derajat celcius. Sepeda yang hampir terkubur salju Hari Pertama Berangkat pukul 0500 pagi selepas shalat shubuh, Kami sepakat bertemu di salah satu Stasiun di Nagoya. Sengaja kami berangkat menggunakan jalur darat karena ingin menikmati perjalanan panjang menempuh ribuan kilometer jarak dari Prefektur Aichi sampai Prefektur Hokkaido. Perlengkapan Disimpan Dalam Ransel Karena tanpa persiapan yang matang dan bisa dibilang mendadak, selama di dalam kereta kami berdiskusi merencanakan rute perjalanan yang akan ditempuh dan apa saja yang akan dilakukan selama satu minggu disana. Sekitar jam 12 siang, kereta yang kami tumpangi baru sampai di Tokyo. Sejenak kami beristirahat, makan siang dan shalat dzuhur di salah satu sudut Stasiun Tokyo. Banyak orang disekitar melihat aktifitas shalat yang bisa dibilang aneh bagi mereka, tapi saya tak menghiraukan dan tetap khusyuk dalam shalat. Shinkansen Tipe Kodama Keberangkatan Nagoya-Tokyo Guna mempersingkat waktu, kami lanjutkan perjalanan yang masih panjang ini. Tempat cek point selanjutnya yang akan disinggahi yaitu Prefektur Iwate di wilayah Kantou. Selama perjalanan, sudah berbagai jenis kereta kami coba. Suhu pun semakin dingin karena daerah Jepang bagian atas salju sudah mulai turun dengan lebat. Sekitar pukul 9 malam, ditengah guyuran salju dan suhu dingin, sampailah di daerah Iwate. Kami yang sudah sangat kedinginan meskipun memakai jaket super tebal, segera mencari tempat penginapan di sekitar stasiun. Setelah searching di google map, ditemukan sebuah internet cafe berada tak jauh dari lokasi kami. Internet Cafe yang kami tumpangi di Iwate Kami memesan 3 kamar dengan paket 9 jam sewa seharga kurang lebih 2000 Yen. Harga ini sudah termasuk fasilitas internet, komik, dan sarapan gratis, juga tersedia Nomihoudai 飲み放題) atau minum sepuasnya dengan berbagai jenis minuman seperti jus, minuman bersoda, kopi, eskrim, dan lain sebagainya. Daftar Paket Harga Penginapan di Internet Cafe Hari Kedua Kami terbangun di pagi hari saat salju terus mengguyur daerah Iwate dan sekitarnya. Setelah mandi, sarapan dan membereskan segala perlengkapan, segera kami bergegas keluar meninggalkan Internet Cafe. Terlihat di luar hampir tak ada aktifitas, jalanan sepi tak banyak yang lalu lalang seperti biasanya. Paling hanya anak sekolah dan warga yang menyingkirkan tumpukan salju dari pekarangan rumahnya yang terlihat di pagi itu. Menu Sarapan di Internet Cafe Kembali kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta. Target di hari kedua ini adalah bisa sampai ke Hokkaido sebelum jam 5 sore. Namun rencana tak sesuai harapan, di tengah perjalanan banyak mengalami hambatan tak tertuga. Tiket jenis seishun 18 kippu yang kami pakai pun hanya bisa digunakan sampai Stasiun Morioka. Terpaksa kami bertiga harus merogoh kocek kembali untuk membeli tiket shinkansen menuju Shin Aomori Station di Prefektur Aomori. 6330 Yen Untuk Tiket Shinkansen Morioka-Shin Aomori Kami menaiki Shinkansen jenis Hayabusa dengan kecepatan hampir 300 km/jam. Jarang tempuh dari Morioka Station sampai Shin Aomori Station yaitu sekitar 200 km berhasil ditempuh hanya dalam waktu 64 menit. Terpaksa kami pergi dengan Shinkansen untuk memangkas waktu perjalanan meskipun resikonya biaya tiket yang mahal. Rel yang Dipenuhi Salju Pukul 1229 tepat, shinkansen berhenti di pemberhentian akhir Stasiun Shin Aomori. Salju turun deras sekali hampir menutupi bagian rel kereta. Setelah beristirahat dan menghangatkan diri di tempat makan sekitar stasiun, kami melanjutkan perjalanan karena waktu yang semakin mepet. Dari Stasiun Shin Aomori perjalanan harus dilanjutkan ke Stasiun Aomori agar dapat menuju Hokkaido. Sayang, karena daerah terpencil, kereta hanya datang satu jam sekali. terpaksa kami menunggu sembari menahan dingin di dalam stasiun. Setelah tiba di Stasiun Aomori, kembali kami harus membuka dompet karena akses untuk menuju Hokkaido hanya bisa dilalui menggunakan kereta jenis Hakucho. Kereta ini sangat spesial karena melewati terowongan bawah laut Sugaru. Terowongan ini menghubungkan Pulau Honshu dan Pulau Hokkaido dengan panjang 33,46 Mil. 4970 Yen Untuk Tiket Aomori Menuju Hakodate Menjelang maghrib akhirnya kereta berhasil menyeberangi Selat Tsugaru yang memisahkan kedua pulau tersebut, Tibalah kami di Pulau Hokkaido tepatnya di Kota Hakodate. Ketika melihat perkiraan cuaca di handphone, tertulis suhu -1 derajat celcius. Cukup dingin namun masih dalam batas normal karena di Nagoya pun saya pernah merasakan suhu dibawah 0 derajat. Karena merasa lelah dan kedinginan, maka kami memutuskan beristirahat dan kembali mencari Internet Cafe di sekitar stasiun. Di Jepang Internet Cafe memang banyak ditemukan di tempat-tempat strategis seperti stasiun. Jadi anda tak perlu khawatir jika suatu saat melancong ke Jepang dan bingung mencari tempat tinggal. Ai Cafe Menu Hari Ketiga Hari ketiga ini kami habiskan untuk menjelajah kota Hakodate, rasa penasaran membuat dinginnya suhu di luar tak dihiraukan. Beberapa tempat wisata berhasil kami singgahi seperti Fort Goryokaku, Mount Hakodate, dan lainnya. Tak lupa kami pun mencoba alat transportasi trem yang terkenal di sana. Fort Goryokaku tampak atas Salah Satu Trem di Hakodate Hari Keempat Singkat cerita, memasuki hari keempat, setelah puas bermain di Hakodate kami lanjutkan perjalanan ke tujuan utama yakni menuju ibukota Hokkaido itu sendiri, Sapporo. Dengan menggunakan kereta dibawah naungan JR Hokkaido kami kembali melakukan perjalanan panjang Hakodate-Sapporo. JR Hokkaido Train Route Map Sapporo memang dikenal sebagai kota yang ramai, namun ketika musim dingin melanda, kota ini sepi bak pulau tak berpenghuni. Tempat-tempat umum seperti Stasiun dan pusat perbelanjaan pun tak banyak dijumpai orang. Mungkin ketika musim dingin, warga disana lebih memilih diam di rumah menghangatkan tubuh daripada beraktifitas di luar. Hari pertama di Sapporo kami berkeliling mencari objek menarik yang bisa di dokumentasikan. Kami juga mencari Kani カニ)atau kepiting yang menjadi makanan andalan khas Sapporo. Sayang, harga kepiting disini terbilang mahal yaitu sekitar yen. Restoran dengan Olahan Kepiting Alat berat pun digunakan untuk memindahakan salju yang menumpuk Clock Tower in Odori Park, Sapporo Hari Kelima Masih penasaran dengan kota Sapporo, kami putuskan sehari lagi menghabiskan waktu disana. Tujuan berikutnya adalah bermain Snowboard di Sapporo Kokusai Skiing Resort dengan perjalanan sekitar 30 Menit menggunakan bus dari Sapporo Station. Jadwal Bus Menuju tempat Ski Pukul 9 pagi bus tiba di tempat ski, segera kami melakukan registrasi dan menjajal semua peralatan yang dibutuhkan. Karena snowboard adalah olahraga yang membahayakan, banyak prosedur yang harus diperhatikan dari mulai kondisi tubuh dan kelengkapan bermain snowboard itu sendiri. Daftar Harga Foto Bertiga bersama Bin Yusuf dan Imam Zakimar Bersama Kru Sapporo Kokusai Skiing Resort Hari Keenam Badan terasa remuk setelah dihari kelima seharian bermain snowboard, maka dihari keenam ini kami sepakat untuk pulang ke Nagoya dengan menggunakan pesawat lokal. Kami pulang memakai maskapai Jetstar penerbangan Sapporo-Tokyo melalui bandara Shin Chitose dengan harga tiket Yen. Sebelum pulang, tak lupa kami membeli buah tangan khas Hokkaido berupa kue dan merchandise seperti boneka dan gantungan kunci. Sayounara Hokkaido Itulah pengalaman saya ketika menjajal dinginnya Negeri Salju Hokkaido. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari setiap perjalanan yang saya lalui di negeri perantauan ini. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi untuk teman-teman kenshuusei semua. Kritik, saran, dan pertanyaan silahkan layangkan di kolom komentar. Salam Kenshuusei . 20 486 290 65 348 169 438 392

backpacker ke hokkaido di musim dingin